Pengen tau? Cara Belajar ala Remaja Korea
Selatan
Mungkin jika kalian sering
menyaksikan drama Korea, kalian pasti membayangkan betapa menyenangkannya
tinggal di sana. Dalam drama Korea, para pemainnya seolah-olah dalam hidupnya
hanyalah urusan cinta-cintaan. Kalaupun bukan cinta-cintaan, paling hal lain
yang dilakukan adalah bernyanyi sambil dance. Kapan belajarnya, ya?
Tapi tahukah kalian, kalau
sebenarnya para remaja di Korea Selatan justru banyak menghabiskan waktunya
untuk belajar. Remaja-remaja di Korea Selatan bahkan bisa belajar dari pukul 8
pagi sampai pukul 11 malam. Mereka menghabiskan waktu untuk belajar hingga 15
jam!
Hal ini dialami oleh salah
seorang remaja di Korea yang bernama Hye-Min Park. Hye-Min Park adalah seorang
pelajar perempuan yang tinggal di Seoul, tepatnya di daerah Gangnam. Dirinya
memulai untuk belajar dengan masuk sekolah pada pukul 08.00 pagi hingga selesai
pada pukul 16.00 sore. Selepas pulang sekolah, Ia pun kembali ke rumah untuk
sekedar makan.
Tak berhenti disana, kemudian
dirinya pun melanjutkan untuk belajar di sekolah private-nya selama dua
jam. Sampai akhirnya, ia kembali ke rumah pada pukul 11 malam setelah
menghabiskan dua jam lagi untuk belajar sendiri sebagai evaluasi.
Bagi para remaja di Korea
Selatan, apa yang dilakukan oleh Hye-Min park sudah menjadi semacam jalan
hidup. Para orang tua disana bahkan harus menghabiskan banyak dana untuk hal
ini. Bagi mereka, tak ada pilihan lagi selain melakukan hal ini agar mampu
bersaing.
Sumber daya alam yang ada di
Korea Selatan memang sangat sedikit. Bagi mereka, satau-satunya sumber daya
yang mereka miliki adalah orang-orangnya itu sendiri. Untuk itu, bagi mereka
yang ingin mencapai kesuksesan harus menonjol.
Kerja keras mereka belajar
seharian pun menuaikan hasil yang setimpal pada akhirnya. Dari hasil yang
dikeluarkan oleh OECD Pisa, Korea Selatan masuk ke 40 besar untuk matematika
dan membaca. Korea menempati peringkat kelima di kategori matematika. Untuk
kategori membaca pun mereka menempati peringkat yang sama.
Sesuai kata pepatah menyebutkan,
“Apa yang kita tanam, maka itulah yang akan kita tuai.” Bayangkan kalau itu
terjadi di Indonesia? Karena kini, kebanyakan remaja Indonesia lebih banyak
mengeluh mengenai tugas-tugas sekolah yang, katanya, menumpuk. Jadi,
sanggupkah teman-teman mengikuti pola belajar mereka?
Seharusnya sih, kalau orang
Korea Selatan bisa, orang Indonesia pun harus bisa! Seperti kata pepatah,
bersakit-sakit dahulu lalu bersenang-senang kemudian. Jadi, daripada mengeluh,
mari berkeja keras untuk mencapai mimpi!
Mungkin jika kalian sering
menyaksikan drama Korea, kalian pasti membayangkan betapa menyenangkannya
tinggal di sana. Dalam drama Korea, para pemainnya seolah-olah dalam hidupnya
hanyalah urusan cinta-cintaan. Kalaupun bukan cinta-cintaan, paling hal lain
yang dilakukan adalah bernyanyi sambil dance. Kapan belajarnya, ya?
Tapi tahukah kalian, kalau
sebenarnya para remaja di Korea Selatan justru banyak menghabiskan waktunya
untuk belajar. Remaja-remaja di Korea Selatan bahkan bisa belajar dari pukul 8
pagi sampai pukul 11 malam. Mereka menghabiskan waktu untuk belajar hingga 15
jam!
Hal ini dialami oleh salah
seorang remaja di Korea yang bernama Hye-Min Park. Hye-Min Park adalah seorang
pelajar perempuan yang tinggal di Seoul, tepatnya di daerah Gangnam. Dirinya
memulai untuk belajar dengan masuk sekolah pada pukul 08.00 pagi hingga selesai
pada pukul 16.00 sore. Selepas pulang sekolah, Ia pun kembali ke rumah untuk
sekedar makan.
Tak berhenti disana, kemudian
dirinya pun melanjutkan untuk belajar di sekolah private-nya selama dua
jam. Sampai akhirnya, ia kembali ke rumah pada pukul 11 malam setelah
menghabiskan dua jam lagi untuk belajar sendiri sebagai evaluasi.
Bagi para remaja di Korea
Selatan, apa yang dilakukan oleh Hye-Min park sudah menjadi semacam jalan
hidup. Para orang tua disana bahkan harus menghabiskan banyak dana untuk hal
ini. Bagi mereka, tak ada pilihan lagi selain melakukan hal ini agar mampu
bersaing.
Sumber daya alam yang ada di
Korea Selatan memang sangat sedikit. Bagi mereka, satau-satunya sumber daya
yang mereka miliki adalah orang-orangnya itu sendiri. Untuk itu, bagi mereka
yang ingin mencapai kesuksesan harus menonjol.
Kerja keras mereka belajar
seharian pun menuaikan hasil yang setimpal pada akhirnya. Dari hasil yang
dikeluarkan oleh OECD Pisa, Korea Selatan masuk ke 40 besar untuk matematika
dan membaca. Korea menempati peringkat kelima di kategori matematika. Untuk
kategori membaca pun mereka menempati peringkat yang sama.
Sesuai kata pepatah menyebutkan,
“Apa yang kita tanam, maka itulah yang akan kita tuai.” Bayangkan kalau itu
terjadi di Indonesia? Karena kini, kebanyakan remaja Indonesia lebih banyak
mengeluh mengenai tugas-tugas sekolah yang, katanya, menumpuk. Jadi,
sanggupkah teman-teman mengikuti pola belajar mereka?
Seharusnya sih, kalau orang
Korea Selatan bisa, orang Indonesia pun harus bisa! Seperti kata pepatah,
bersakit-sakit dahulu lalu bersenang-senang kemudian. Jadi, daripada mengeluh,
mari berkeja keras untuk mencapai mimpi!
Bener bener kerja keras
ReplyDeletePengin niru mereka sih,biar tugas kelar,tapi nai sempurna,ga asal numpuk aja.
ReplyDelete